Pendidikan di Indonesia Kembali Gunakan Kurikulum 2006
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Rasyid Baswedan
akhirnya memutuskan untuk menghentikan pelaksanaan Kurikulum 2013 di
seluruh Indonesia. Kurikulum 2013 selanjutnya diperbaiki dan
dikembangkan melalui sekolah-sekolah yang sejak Juli 2013 telah
menerapkannya.
"Proses penyempurnaan Kurikulum 2013 tidak berhenti, akan diperbaiki
dan dikembangkan, serta dilaksanakan di sekolah-sekolah percontohan yang
selama ini telah menggunakan Kurikulum 2013 selama 3 semester
terakhir," kata Mendikbud Anies Baswedan di Kemdikbud Jakarta, Jumat (5/12/2014) lalu.
Implementasi Kurikulum 2013 secara bertahap dan terbatas telah
dilakukan pada Tahun Pelajaran 2013/2014 di 6.221 sekolah di 295
kabupaten/kota seluruh Indonesia. Hanya sekolah- sekolah inilah yang
diwajibkan menjalankan kurikulum tersebut sebagai tempat untuk
memperbaiki dan mengembangkan Kurikulum 2013 ini.
Mendikbud Anies Baswedan
juga menyampaikan selain sekolah tersebut, sekolah yang baru menerapkan
satu semester Kurikulum 2013 akan tetap menggunakan Kurikulum 2006
sampai mereka benar-benar siap menerapkan Kurikulum 2013.
"Sekolah-sekolah ini supaya kembali menggunakan Kurikulum 2006," katanya.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) mengambil keputusan
ini berdasarkan fakta bahwa sebagian besar sekolah belum siap
melaksanakan Kurikulum 2013 karena beberapa hal, antara lain masalah
kesiapan buku, sistem penilaian, penataran guru, pendampingan guru dan
pelatihan Kepala Sekolah.
"Penghentian ini dilandasi antara lain karena masih ada masalah dalam
kesiapan buku, sistem penilaian, penataran guru, pendampingan guru dan
pelatihan Kepala Sekolah yang belum merata. Pada saatnya sekolah-sekolah
ini akan menerapkan Kurikulum 2013, bergantung pada kesiapan,"
Mendikbud.
Menurut Anies, kurikulum pendidikan nasional memang harus
terus-menerus dikaji sesuai dengan waktu dan konteks pendidikan di
Indonesia untuk mendapat hasil terbaik bagi peserta didik.
"Perbaikan kurikulum ini demi kebaikan semua elemen dalam ekosistem
pendidikan terutama peserta didik, anak-anak kita. Tidak ada niat untuk
menjadikan salah satu elemen pendidikan menjadi percobaan apalagi siswa
yang menjadi tiang utama masa depan Bangsa," ujarnya.
0 komentar: